Bagaimana para Cendekiawan Muslim Belajar?

HariAgusWidakdo
2 min readAug 8, 2020

--

  1. Tetap belajar Meski Berada di Kamar Kecil

    Saya Katakan, “Dia adalah sandaran ilmu, bagaikan matahari. Semoga Allah merahmati semuanya.”
    Ketika berbicara seputar kecintaan terhadap ilmu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah رَحِمَهُ اللهُ dalam bukunya Raudhah Al-Muhibbin menuturkan bahwa Abdurrahman Ibnu Taimiyyah-Saudara gurunya ; Ahmad Ibnu Taimiyyah-meriwayatkan dari bapaknya, Abdul Halim, dia berkata, “Dahulu kakekmu, Abu Barakat, apabila mau masuk ke WC untuk buang hajat, maka beliau menyuruhku untuk membacakan suatu buku dengan bacaan yang keras agar dia bisa mendengar.”
  2. Tidak Bosan Belajar Meski Harus Begadang

    Dalam Ad-Dhau’ Al-Lami’, As-Sakhawi menyebutkan biografi Ahmad bin Ali Ibnu Ibrahim Al-Haiti Asy-Syafi’i(W. 853H). Dia mengatakan, “Ahmad Al-Haiti memilki kecakapan dalam ilmu fikih dan banyak hafalannya; lebih-lebih pada kitab Syarh Muslim karya Imam An-Nawawi. Hal ini karena terlalu seringnya dia membaca dan mempelajari buku ini. Dia tidak pernah bosan belajar dan bekerja. Dia juga berkepribadian baik, memegang teguh agama, bertawadhu’, memiliki ketulusan dalam usaha, berpandangan maju dan kuat begadang di malam hari.”
  3. Tiada Hari Tanpa Belajar dan Membaca

    Ibnu Rajab dalam Dzail Ath-Thabaqat menukil perkataan Ibnu An-Najjar ketika berbicara seputar profil Al-Allamah Abul Baqa’ Abdullah bin Husain Al-Ukbari (W. 616H), “Aku banyak membaca karya-karyanya, serta berteman dengannya dalam waktu yang lama. Beliau adalah tipe orang yang selalu menyibukkan diri untuk belajar dan mengajar, baik malam ataupun siang. Tidak ada waktu sedikit pun kecuali ada seseorang yang belajar padanya atau membacakan buku untuknya. Hingga beliau sempat bercerita kepadaku bahwa istrinya membacakan buku sastra atau buku lain untuknya pada malam hari.”
  4. Lebih Mencintai Buku Daripada Sebongkah Emas

    Ibnu Jauzi menyebutkan biografi Thahir bin Abish Shaqr(W 476H) dalam bukunya, Al-Muntazham, “Dia adalah orang yang senang memgembara ke segenap penjuru tempat dan banyak berguru kepada para ulama dari berbagai negeri. Dia pernah mengatakan, ‘Buku-bukuku ini lebih aku cintai daripada sebongkah emas’.”

    Pada akhir hayatnya sebagian bukunya musnah, sebagaimana disebutkan oleh Adz-Dzahabi dalam Tarikh Al-Islam. Semoga Allah melipatgandakan pahalanya dalam menghadapi musibah tersebut.

Referensi :

Ali bin Muhammad, 2018. Gila Baca Ala Ulama. Sukoharjo:Pustaka Arafah.

--

--

HariAgusWidakdo
HariAgusWidakdo

Written by HariAgusWidakdo

Mobile Developer | Kotlin | SwiftUI 📱. Sometimes write my story 📚

Responses (2)