Bagaimana para Cendekiawan Muslim mengatur waktu?
Bismillah, Alhamdulillah wash shalaatu was salaamu ‘alaa Rasulillah wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam wa ba’du.
Artikel ini dibuat utamanya bukan untuk memberi motivasi kepada pembaca, tapi lebih ditunjukan untuk penulis, karna sejatinya sampai detik ini penulis masih sering sekali menyia-yiakan sesuatu yang tidak ada harganya dan salah satu yang tidak bisa di beli, Yaa.. Waktu… adapun jika pembaca ada yang termotivasi dengan artikel ini, Alhamdulillah…
Yaa.. Waktu… sesuatu yang tidak bisa di beli bahkan oleh seorang terkaya pun. “ Ada sesuatu yang benar-benar tak bisa kamu beli. Maksudnya, saya bisa membeli apa pun yang diingin, pada dasarnya, tapi saya tak bisa membeli waktu.” kata Buffet.
Bahkan kata ulama waktu yang hilang dengan percuma itu lebih berbahaya dari kematian, Mengapai demikian? karna waktu yang terbuang dengan percuma akan memisahkan kita dengan Sang Maha Pencipta dan Syurga sedangkan kematian hanya akan memisahkan kita dengan dunia dan isinya.
Yaa… itulah waktu, nikmat yang sering kita sia-siakan, tapi InsyaAllah di artikel ini akan sedikit memaparkan potret gemilang dari para manusia-manusia yang InsyaAllah sukses dunia akhirat tentunya kesuksesan itu di dapat karna berpedoman kepada manusia yang sangat mulia, manusia yang bersih dari segala dosa, manusia yang sangat berakhlak, yaitu Baginda besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Berikut potret gemilang para cendekiawan muslim dalam mengatur waktu :
- Tahanlah Matahari, Baru Aku Akan Ngobrol dengamu
Disebutkan sebuah riwayat dari Amir bin Abdi Qais, salah seorang tabi’in yang zuhud, bahwa ada seorang pria berkata kepadanya, “Berbincang-bincanglah dengaku.” Amir bin Abdi Qais menjawab, “Tahanlah matahari.” Artinya, “Cobalah hentikan perputaran matahari, jangan biarkan ia berputar, baru aku akan berbincang-bincang denganmu, Karena sesungguhnya waktu ini senantiasa merayap dan bergerak maju, dan setelah berlalu ia tak akan kembali lagi. Maka, kerugian akibat tak memanfaatkan waktu adalah jenis kerugian yang tidak dapat diganti atau dicarikan kompensasinya. Karena setiap waktu membutuhkan amal perbuatan sebagai isinya. - Tidak Tidur Malam Kecuali Sangat Sedikit Sekali
Muhammad bin hasan Asy-Syaibani Al-Kufi Al Bahdadi adalah seorang imam ahli fiqih, ahli ijtihad dan ahli hadits. Beliau adalah murid Abu Hanifah. Lahir tahun 132 H, dan wafat 189 H. Konon beliau sering tidak tidur malam. Beliau biasanya meletakkan beberapa jenis buku disisinya. Bila bosan membaca satu buku, beliau akan menelaah yang lain. Beliau biasa mehilangkan rasa kantuk dengan air, sembari berujar, “Sesungguhnya tidur berasal dari panas” - Siapa yang Mau Menjual Penanya Satu Dinar?
Muhammad bin Salam Al-Bikandi, Syaikhnya Imam Bukhari. saat masih belajar, beliau duduk untuk menulis pelajaran yang didiktekan. Sementara gurunya menyampaikan hadits dan mendikteknya. Tiba-tiba saja pena Muhammad bin Salam patah. Maka, beliau segera berseru, “Siapa yang mau menjual penanya seharga satu dinar?” Berterbanganlah beberapa pena ke arah beliau.
Sikapnya yang begitu dermawan muncul semata-mata karena beliau benar-benar mengetahui betapa mahalnya nilai waktu, dan betapa mahalnya hal-hal yang dilakukan dalam waktu tersebut. - Belajar dan Mengajar dalam Sehari Semalam Mencapai 13 Pelajaran
Imam Al-Mufassir Al-Alusi, beliau adalah seorang yang setiap saat sangat antusias untuk bisa bertambah ilmunya. Sehari-harinya, beliau selalu mengajar sebanyak 24 pelajran. Namun, tatkala hari-hari beliau sibuk dengan menulis tafsir dan memberi fatwa, maka beliau mengajar hanya 13 pelajaran saja, dengan menggunakan kitab yang luas uraiannya. Beliau terus saja menulis hingga saat sakit beliau yang terakhir. - Waktu terberat adalah waktu Makan
Khalil bin Ahmad Al-Farahidi adalah salah seorang ulama paling cerdas, lahir tahun 100 H. Beliau pernah berrkata, ‘Waktu yang berat bagiku adalah waktu makan’.
Begitu luar biasanya bagaimana para cendekiawan muslim dalam mengatur waktu. Memang… kita 100% tidak akan bisa seperti beliau-beliau, tapi setidaknya mudah-mudahan kita bisa menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat dan bisa lebih menfaatkan sisa-sisa hari kita terutama penulis yang masih sering menyia-yiakan waktu, Aamiin…
Referensi :
Syaikh Abdul Fattah, 2020. Manajemen Waktu Para Ulama. Sukoharjo:Zam .
https://www.instagram.com/p/CG_LbGhBfYl/